Latar Belakang Permainan Video Beserta Industrinya

I. Pendahuluan 

 

Sebagai makhluk produktif, manusia juga membutuhkan sebuah hiburan untuk mengistirahatkan dan menyegarkan pikiran dari stres dan tekanan pekerjaan. Dengan demikian, manusia dapat memiliki pikiran jernih yang siap untuk kembali melakukan kegiatan produktifnya. Di era digital ini, teknologi komputer dan internet memiliki perkembangan yang sangat cepat. Hal itu memudahkan kita untuk mendapatkan sebuah informasi, ilmu pengetahuan, dan juga hiburan. Yang kali ini akan penulis bahas adalah terkait bidang hiburan di era digitalisasi.  

 

Permainan video atau yang lebih dikenal dengan video game, merupakan salah satu sarana hiburan digital yang sangat populer, baik itu di kalangan muda hingga dewasa. Selain sebagai sarana hiburan, video game juga menjadi ajang kompetisi bagi yang meminati dan menekuninya. Kompetisi video game ini lebih akrab dikenal dengan istilah e-sport, yakni electronic sport atau olahraga elektronik. Di luar sana, ada banyak sekali cabang e-sport dari berbagai video game, video game yang cukup terkenal dalam ajang e-sport di dunia di antaranya ada Valorant, Counter Strike 2, League of Legends, PUBG, dan DOTA 2. Sementara, di Indonesia sendiri, video game yang cukup terkenal di cabang e-sport adalah Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, dan Free Fire. 

 

Cabang olahraga digital ini tentunya meraup banyak keuntungan untuk pelbagai pihak, baik itu bagi atlet, penyelenggara maupun bagi pengembang video game itu sendiri. Keuntungan yang bisa didapatkan dari sebuah judul video game yang sukses bisa mencapai miliaran hingga triliunan rupiah. Hal ini membuat sebuah industri video game menjadi sarana yang sangat menjanjikan, baik untuk pengembang bahkan untuk negara. Di luar negeri sendiri peluang industri ini sudah dilirik dengan sangat serius oleh pemerintah, contohnya seperti Polandia yang pemerintahnya menyumbangkan dana besar untuk sebuah pengembang video game di negaranya yang dikenal dengan nama CD PROJEKT RED (CDPR). CDPR sendiri sudah mengembangkan video game yang memiliki kualitas sangat baik di pasar internasional, seperti video game-nya yang berjudul The Witcher 3 yang memenangkan penghargaan video game terbaik Game of The Year 2015 (GOTY) dari acara The Games Award (TGA) yang dilaksanakan setiap tahunnya. 

 

Di Indonesia sendiri, industri video game masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Padahal, industri video game bisa meraup keuntungan yang sama besarnya atau bahkan lebih besar daripada industri perfilman. Meskipun begitu, di Indonesia juga sudah ada cukup banyak pengembang video game yang mulai bermunculan dan mendapatkan prestasi di mancanegara, contohnya seperti pengembang video game bernama Toge Production dengan video game-nya yang berjudul A Space for the Unbound yang telah meraih nominasi “Games for Impact” di acara The Games Award. Dengan prestasi ini, diharapkan pemerintah dapat membuka matanya untuk peluang ekonomi dalam industri video game. 

 

II. Latar Belakang 

 

Dalam KBBI, permainan memiliki definisi sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan; mainan. Manusia memanfaatkan sebuah benda atau teknologi untuk bermain, hal ini bertujuan agar manusia bisa menghasilkan hormon dopamin yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, salah satu contohnya adalah rasa senang. Semua orang pasti ingin bahagia dan merasa senang, tidak ada orang yang menginginkan kesedihan dan penderitaan dalam hidupnya. Dengan perkembangan zaman, permainan yang dimainkan manusia terus berubah dari waktu ke waktu, mulai dari permainan dari tongkat dan batu, permainan papan, hingga akhirnya kita berada di era digitalisasi yang membuat permainan jauh lebih berkembang dan menyenangkan. 

 

Permainan video atau video game pertama kali muncul sekitar tahun 1950-an, awalnya ahli komputer merancang sebuah simulasi sederhana sebagai bagian dari penelitian mereka, yang akhirnya mereka gunakan untuk hiburan di waktu luang. Video game baru menjadi populer di sekitar tahun 1970 dan 1980-an. Pada tahun itu, mulailah berkembang permainan arkade, dan konsol. Lalu teknologi grafis komputer pun mulai berkembang dan tersedia secara umum, sehingga masyarakat sudah dapat menikmati video game di komputer pribadi mereka. Di tahun 1980-an, video game menjadi hiburan yang cukup populer dan menjadi bagian budaya populer atau pop culture. Salah satu video game pertama di dunia adalah video game berjudul Spacewar! yang dikembangkan oleh ahli komputer. Permainan arkade mulai dikembangkan pada tahun 1972 hingga 1978 dan berhasil mendapatkan masa emasnya di tahun 1978 hingga 1982. Untuk permainan konsol sendiri, pertama kali dirilis pada tahun 1972 dengan konsol pertama di dunia yang bernama The Magnavox Odyssey.  

 

Secara umum, video game merupakan sebuah permainan elektronik yang melibatkan interaksi pengguna menggunakan sebuah peranti joystick, controller, keyboard, atau motion sense untuk menghasilkan umpan balik secara visual yang ditampilkan di perangkat layar seperti televisi, monitor komputer, dan sebagainya. Video game memiliki kategori berdasarkan perangkat yang digunakan, seperti video game komputer, konsol, arkade, dan mobile. Selain itu, kebanyakan video game modern juga memiliki audio visual, maka dari itu terdapat pula peranti tambahan seperti headphone, headset, dan speaker. Dengan berkembangnya teknologi internet, di mana internet menjadi lebih cepat dan bisa diakses oleh siapa saja, perkembangan video game online pun mulai menjadi semakin banyak seiring berjalannya waktu. 

 

Dengan kemajuan perkembangan internet dan video game online itulah yang membuat industri game semakin berkembang. Video game online juga adalah alasan terbentuknya kejuaraan cabang olahraga e-sport, hal ini membuat pelaku industri pengembangan video game menjadi semakin diuntungkan. Negara-negara di Eropa dan Asia berlomba-lomba untuk mengembangkan video game mereka demi menambahkan pemasukan negara. Industri video game memiliki dampak ekonomi yang cukup besar bagi negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, China, dan Korea Selatan. Di zaman sekarang, peluang serta dampak ekonomi dari sebuah video game sudah sangat besar dan tidak main-main hasilnya, hal inilah yang membuat negara-negara maju gencar untuk mengembangkan teknologi untuk menopang kegiatan pengembangan video game. Seperti perusahaan pengembang asal Prancis, Ubisoft, yang mengembangkan mesin perangkat lunak bernama Cry Engine untuk mempermudah pengembangan video game yang memiliki skala dunia yang besar. Contoh lainnya seperti perusahaan asal Amerika, Intel dan NVIDIA, yang sampai sekarang terus mengembangkan perangkat keras komputer seperti CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphic Processing Unit) agar komputer modern dapat menunjang pengembangan video game dengan grafis yang lebih memukau.  

 

Di dalam industri video game, terdapat banyak sumber daya manusia serta talenta yang digunakan dari berbagai bidang, seperti pemrograman, desain visual, musik, audio visual, hingga akting. Walau tak jarang juga video game yang hanya melibatkan sedikit orang atau bahkan hanya satu orang saja dalam pengembangannya, hal tersebut sering disebut dengan indie video game developer (Pengembang permainan video independen). Sedangkan sebuah perusahaan pengembang video game besar yang melibatkan ratusan hingga ribuan orang dalam pengerjaannya biasa disebut dengan istilah AAA game developer. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merumuskan Metodologi dalam Etika Penggunaan AI di Bidang Seni Rupa

Mendefinisikan Diri